Civil Engineering

Arsitektural and Structural

Education

Pendidikan Mempunyai Akar Yang Pahit Tapi Akan Menghasilkan Buah Manis

All About Aceh

Menuju Aceh Yang Lebih Bermartabat

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 12 April 2015

Kontruksi Pintu Dan Jendela

http://khumaidy.blogspot.com/

Kontruksi Pintu Dan Jendela

Pada dasarnya kontruksi pintu dan jendela dibagi menjadi 2 bagian, yaitu kusen pintu dan jendela.
Kontruksi pintu dan jendela merupakan kontruksi pelengkap dari  kontruksi dinding bangunan, yang fungsinya sebagai penghubung antar ruangan yang dipisahkan dinding bersangkutan.
Untuk lebih lengkapnya bisa di download disini :
Kontruksi Pintu Dan Jendela



Rabu, 08 April 2015

Sabtu, 21 Maret 2015

Ilmu Bahan Bangunan

share
KATA PENGANTAR

http://khumaidy.blogspot.com/
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul pembelajaran ini dengan baik dan benar.
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dikembangkan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan kurikulum program sekolah berbasis pada kebutuhan dan potensi wilayah. Strategi ini merupakan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan produktif. Sehingga program sekolah mampu mengakar kuat ke masyarakat.
Modul pembelajaran ini dirancang untuk mengarahkan siswa belajar menguasai kompetensi : “Pengetahuan Dasar Teknik Bangunan”. Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan adanya perubahan perilaku positif pada diri siswa sesuai dengan standar kompetensi dan sub kompetensi dijelaskan secara garis besar. Untuk pemahaman, perluasan materi, dan pembentukan kompetensi dianjurkan siswa dapat memperoleh melalui observasi di lapangan. Baik tutorial dengan guru, referensi, maupun dalam kegiatan praktik dilapangan.
Strategi penyajian modul dirancang agar belajar siswa tidak terfokus hanya mempelajari satu sumber saja, tetapi siswa didorong untuk melakukan eksplorasi terhadap sumber-sumber belajar lain yang relevan dalam rangka mananamkan kemapuan belajar sepanjang hayat. Melalui pendekatan ini diharapkan siswa dapat menguasai kemampuan komunikasi, kerja sama dalam kelompok, penguasaan teknologi informasi, problem solving, dan pengambilan keputusan dapat terbentuk pada diri siswa. Dengan pendekatan ini diharapkan tujuan pendidikan untuk membentuk manusia yang profesional dan produktif yang dilandasi oleh budi pekerti dan nilai-nilai luhur bangsa dapat terwujud.


                                                            Surabaya, 13 oktober  2014

                                                                                    Penulis

DAFTAR ISI


Halaman judul......................................................................................................    i
Kata Pengantar....................................................................................................    ii
Daftar isi .............................................................................................................    iii
Peta kedudukan modul.......................................................................................     iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................    1
BAB II PEMBELAJARAN...............................................................................    4
BAB III EVALUASI ........................................................................................    14
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................    15
BAB V DAFTAR PUSTAKA............................................................................    16
LAMPIRAN













PETA KEDUDUKAN MODUL

Program                       : Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan
Bidang keahlian          : Bangunan Gedung
Satuan pendidikan      : SMK NEGERI ...................................
Mata pelajaran             : Pengetahuan Dasar Teknik Bangunan
Sub kompetensi           : Ilmu Bangunan Gedung
Kelas/semester : ............................................................

Text Box: Memahami Pengertian Dasar Ilmu Bangunan Gedung Pada Kompetensi Mendeskripsikan Ilmu Bagian-bagian Bangunan Gedung Ini Terdiri Dari 6 Sub Kompetensi, Diantaranya Adalah :


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Deskripsi
Modul siswa tentang Mendeskripsikan Bagian-bagian Bangunan Gedung terdiri atas enam sub kompetensi yang meliputi :
1.      Memahami pengertian dasar ilmu bangunan
2.      Memahami bagian bangunan menurut susunan strukturnya
3.      Memahami fungsi bagian-bagian gedung
4.      Menganalisa bagian-bagian bangunan gedung dengan benar
5.      Mengindentifikasi fungsi masing-masing bagian bangunan gedung
6.      Mengkombinasi pondasi untuk bangunan tertentu
Pembelajaran untuk ilmu bangunan gedung ini di alokasikan selama lima puluh dua jam untuk semester satu atau ganjil dan empat puluh dua jam untuk semester dua atau genap. Setelah mempelajari modul ini, kompetensi yang diharapakan adalah siswa dapat menguasai dan mengaplikasikan pada dunia kerja yang ada di lapangan.
Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan modul ini menggunakan pendekatan siswa aktif,  yaitu melalui metode pemberian tugas dan latihan soal.

B.     Persyaratan
1.      Petunjuk Penggunaan Modul
·         Bagi Siswa
1.      Bacalah modul ini secara berurutan sampai selesai
2.      Kerjakanlah lembar kerja dan tugas dalam modul
3.      Buatlah rencana belajar yang teratur
4.      Lakukan kegiatan belajar susuai dengan rencana belajar yang talah dibuat
5.      Mulailah dengan menguasai pengetahuan pendukung, membaca uraian materi, dan kerjakan tugas atau kegiatan belajar yang ada
6.      Kerjakanlah tugas atau kegiatan tersebut secara sungguh-sungguh
7.      Apabila menemui kesulitan, cepatlah mencari informasi pada guru atau sumber informasi yang lain untuk penyelesaiannya.
·         Bagi Guru
1.      Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar
2.      Membimbing siswa melalui tugas
3.      Mengorganisasikan kegiatan belajar
4.      Melakukan pengevaluasian terhadap hasil belajar siswa
5.      Melakukan penilaian
6.      Mencatat pencapaian kemajuan siswa

C.    Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul diharapkan setelah mengikuti seluruh kegiatan belajar siswa dapat :
1.      Memahami pengertian dasar ilmu bangunan
2.      Memahami bagian bangunan menurut susunan strukturnya
3.      Memahami fungsi bagian-bagian gedung
4.      Menganalisa bagian-bagian bangunan gedung dengan benar
5.      Mengindentifikasi fungsi masing-masing bagian bangunan gedung
6.      Mengkombinasi pondasi untuk bangunan tertentu

D.    Kompetensi
Modul ini mengacu pada standar kompetensi Ilmu Bangunan Gedung
E.     Cek Kemampuan
Untuk menguji kemampuan siswa setelah diberikan modul, diharapkan siswa dapat :
1.      Memahami pengertian dasar ilmu bangunan
2.      Memahami bagian bangunan menurut susunan strukturnya
3.      Memahami fungsi bagian-bagian gedung
4.      Menganalisa bagian-bagian bangunan gedung dengan benar
5.      Mengindentifikasi fungsi masing-masing bagian bangunan gedung
6.      Mengkombinasi pondasi untuk bangunan tertentu
BAB II
PEMBELAJARAN


A. KEGIATAN BELAJAR 1
1.      Pengertian Bangunan
Yang dimaksud dengan ilmu bangunan gedung adalah ilmu pengetahuan yang digunakan untuk perencanaan pelaksanaan pembuatan bangunan dan juga perbaikan bangunan. Bangunan teknik sipil juga disebut bangunan hikmat yaitu disamping bangunan ini diusahakan murah, sayart-syarat untuk pendiriannya harus diikutsertakan, baik syarat bahan yang digunakan, syarat konstruksi dan syarat pelaksanaan pembuatan bangunan.
Bangunan teknik sipil meliputi :
1.       Bangunan sebagai suatu benda hasil karya orang dengan tujuan untuk kepentingan tertentu dari sesorang atau sekumpulan orang
2.       Bangunan yang bersifat penambahan atau perubahan dari sesuatu yang telah ada, dengan suatu tujuan tertentu atau kepentingan sesorang atau sekumpulan orang
2.        Jenis Bangunan
Macam-macam bangunan dalam teknik sipil :
1.  Bangunan teknik sipil kering, yang meliputi : rumah, gedung, pabrik, tugu peringatan, masjid, jalan raya, gereja, bangunan assineering, landasan kapal terbang dsb
2. Bangunan teknik sipil basah, yang meliputi : bendungan, saluran irigasi, dermaga pelabuhan, menara air, turap, jembatan dsb
Berdasarkan sifat, bangunan teknik sipil terbagi atas :
1.  Bangunan umum  : Terminal, pelabuhan, jalan raya, hotel dan masjid
2.  Bangunan Pribadi : Rumah, villa


Berdasarkan konstruksinya bangunan terbagi atas :
1.      Bangunan struktural        : Gedung bertingkat, jembatan dsb
2.      Bangunan non struktural : Jalan raya
3.      Fungsi Pokok Pembuatan Bangunan
         Fungsi pembuatan bangunan yang terpenting adalah supaya bangunan kuat, awet dan tidak mudah rusak, sehat untuk ditempati, dan aman terhadap bangunan disekelilingnya.

4.   Bagian-bagian Bangunan Gedung
         Menurut susunan pembagian bangunan khususnya bangunan gedung meliputi :
1.  Bangunan bawah : Yaitu bagian-bagian yang terletak di bawah muka lantai atau yang berada di dalam tanah.yaitu pondasi
2.  Bangunan atas  : Yaitu bagian-bagian yang ada di atas misalnya dinding, pintu atau jendela, tangga, plat lantai, kolom, balok, serta rangka atap.

5.      Fungsi Bagian-bagian Bangunan
      Berikut ini adalah fungsi beberapa bagian-bagian bangunan :
1.      Pondasi
Pondasi merupakan elemen pokok bangunan yang sangat vital, berfungsi sebagai penyangga konstruksi bangunan di atasnya. Kekuatan dan kekokohan suatu konstruksi bangunan gedung sangat tergantung dari konstruksi pondasi. Konstruksi pondasi suatu bangunan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.      Bentuk dan konstruksinya harus menunjukkan suatu konstruksi yang
kokoh dan kuat untuk mendukung beban bangunan di atasnya.
2.      Pondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah hancur, sehingga kerusakan pondasi tidak mendahului kerusakan bagian bangunan di atasnya.
3.      Tidak boleh mudah terpengaruh oleh keadaan di luar pondasi, seperti keadaan air tanah dan lain-lain.
4.      Pondasi harus terletak di atas tanah dasar yang cukup keras sehingga kedudukan pondasi tidak mudah bergerak (berubah), baik bergerak ke samping, ke bawah (turun) atau terguling.
2.      Dinding
Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan. Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas:
1.    Bata cetak/bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.
2.    Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm.
3.    Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm.
4.    Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang.
5.    Batu bata (bata merah),pada umurnnya merupakan prisma tegak (balok) dengan penampang empat persegi panjang, ada juga batu bata yang berlubang-lubang, batu bata semacam ini kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata di berbagai tempat dan daerah tidak sama besamya disebabkan oleh karena belum ada keseragaman ukuran dan teknik pengolahan. Ukuran batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm sampai 24 x 11,5 x 5,5 cm.
Dinding Bangunan terdiri dari beberapa model, yaitu
1.      Dinding batu kapur
Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat, pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung. Macam-.macam tipe campuran antara lain:
a.campuran bahan: tanah liat+tanah kapur+kapur-bubuk +semen.
b. Campuran bahan : tras + kapur
c. campuran bahan: tanah liat + pasir + kapur bubuk + pc.
Harganya sangat murah. Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester serta diaci dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.
2.      Dinding bata hebel atau celcon
Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi. Penjualan bata jenis ini pun tidak diretail pada setiap agen atau toko material. Pembelian biasanya harus dengan memesan terlebih dahulu. umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x 59 cm. Bahannya terbuat dari pasir silika.
Bata jenis ini harganya lebih mahal kurang lebih 16,5 % dari harga dinding bata merah untuk setiap 1 m2 terpasang. Dinding jenis ini sering digunakan pada rumah-rumah mewah, hotel, apartemen, monumen dan gedung-gedung mewah yang lain.
Kelebihan yang dimiliki dinding ini adalah cepatnya proses pemasangan, mudah dalam pemotongan karena hanya menggunakan gergaji, bahannya tahan api dan air serta kedap suara. Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang.

3.      Dinding partisi
Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain
         Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat.
 Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran. Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Bahan lain yang bagus untuk partisi adalah papan semen fiber glass. Bahan tersebut terbuat dari campuran semen dan fiber glass sehingga sangat kuat. Pemasangan ke rangka (kayu atau hollow) menggunakan sekrup. Bahannya mudah dipotong hanya menggunakan gergaji.  Ketebalannya beragam mulai dari 4 mm, 6 mm, 9 mm, 12 mm, dan 15 mm.
         Panjang dan lebarnya sama dengan ukuran lembaran tripleks, yaitu 122 cm x 244 cm. Dari segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan. Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air. Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.
4.      Dinding  batako
Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar, bahannya dari tras dan kapur, juga dengan sedikit semen portland, Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa segi, misalnya: per m2 luas tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan. Terdapat pula penghematan dalam pemakaian adukan sampai 75 %. Beratnya tembok diperingan dengan 50 %, dengan demikian juga pondasinya bisa berkurang. Namun demikian masih lebih mahal jika dibanding dengan bata kapur.
 Bentuk batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jika kualitas batu batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin yang sederhana dan tidak perlu dibakar. Namun bahan bangunan tersebut masih baru di Indonesia, cara-cara pembuatan, pemakaian pemasangan maupun adukan adukannya dapat dipelajari dengan seksama.

3.      Pintu dan Jendela
Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh perletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya.
Pintu berfungsi untuk jalan keluar masuknya orang atau barang dari kamar yang satu ke kamar yang lain disebut sebagai dalam, dan keluar masuknya orang atau barang dari ruang dalam ke ruang luar disebut sebagai pintu luar. Pintu luar juga berfungsi membantu sirkulasi udara penerangan ke dalam ruangan.
Sedangkan jendela berfungsi untuk memasukkan cahaya matahari kedalam ruangan dan membantu sirkulasi udara dalam ruang, sehingga ruangan menjadi nyaman.

4.      Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan.
Sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total  (total collapse) seluruh struktur.
Sudarmoko, 1996 SK SNI T 15-1991-03 mendefenisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang, paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke fondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan debuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan.

5.      Plat Lantai
Yang dimaksud plat lantai adalah lantai yang tidak terletak diatas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Fungsi plat lantai adalah :
1.      Memisahkan ruang bawah dan ruang atas
2.      Sebagai tempat berpijak penghuni diatas lantai
3.      Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4.      Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5.      Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

Plat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus, dan waterpas (mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.

6. Balok
Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menopang lantai diatasnya. Untuk pekerjaan balok memerlukan keseriusan dalam menghitung tegangan lentur, tekuk lateral pada balok, tegangan geser, tegangan lentur, torsi, pusat geser dan defleksi. Jadi, dalam pembuatan balok itu tidak sembarang karena balok merupakan inti dari umur suatu bangunan.
Prinsip-prinsip desain balok meliputi:
1.      Bentang
2.      Jarak balok
3.      Jenis dan besar beban
4.      Jenis material
5.      Ukuran dan bentuk penampang
6.      Serta cara penggambungan atau pabrikasi

7. Tangga
Tangga merupakan salah satu bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai alat penghubung lantai bawah dengan lantai di atasnya pada bangunan bertingkat. Oleh karena itu, konstruksi tangga merupakan konstruksi bentuk miring.Sebuah tangga terdiri dari suatu rangkaian anak tangga Anak tangga (trede) adalah bagian dari tangga yang berfungsi untuk memijakkan/melangkahkan kaki ke arah vertikal maupun horizontal (datar). Bidang trede datar yang merupakan tempat berpijaknya telapak kaki dinamakan langkah datar (Aantrede); Bidang trede tegak yang merupakan selisih tinggi antara dua anak tangga (trede) yang berurutan dinamakan langkah tegak/naik (Optrede).
 Langkah naik anak tangga harus betul- betul sama tanpa kekecualian,demikian juga langkah datar pada tangga lurus, sedangkan langkah datar pada tangga tirus, belokan, atau lingkaran ketentuan ini hanya berlaku pada garis jalan tangga Apabila jarak tempuh tangga sangat panjang (biasanya pada tangga lurus) atau pada peralihan arah tangga, dan demi keamanan serta kenyamanan, maka dibuat bordes.
8. Atap
Atap merupakan bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beban sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga.
Dengan mempertimbangkan berat atap sertabahan penutup atap, maka konstruksi kuda-kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.



5. Macam-macam Pondasi
Menurut jenisnya, pondasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu fondasi langsung dan pondasi tak langsung.
1.      Pondasi dangkal: kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Di dalamnya terdiri dari
– Pondasi setempat
– Pondasi penerus
– Pondasi pelat
2.      Pondasi Dalam . Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang
3.      Kombinasi fondasi pelat dan tiang pancang]]
2. Desain fondasi
 didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri
 Dalamnya tanah serta perubahan perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
1.      Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya  angin pada dinding.
2.      Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik,
contohnya:
– Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
– Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
– Gaya gempa
– Gaya angkat air
• Momen
• Torsi
Secara umum pondasi dapat dikategorikan menjadi dua bagian:
1.      Pondasi dangkal (Shallow Foundation)
Pada pondasi tipe ini beban diteruskan oleh kolom/tiang, selanjutnya diterima pondasi dan disebarluaskan ke tanah. Dasar tanah yang menerima beban tidak lebih dari 1 sampai 2 meter dari permukaan tanah. Disini tembok-tembok, kolom, maupun tiang bangunan berdiri dengan pelebaran kaki diatas tanah dasar yang keras dan padat.
 Dan Pondasi dangkal biasanya digunakan untuk konstruksi beban ringan dan kondisi lapisan permukaan yang cukup baik, biasanya jenis pondasi dangkal sudah cukup memadai untuk menopang bangunan.yang termasuk pondasi dangkal adalah :
a.      Pondasi Cakar Ayam
Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang relatif tipis yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang vertikal dan disatukan secara monolit dengan plat beton pada jarak 200-250 cm. Tebal pelat beton berkisar antara 10-20 cm, sedang pipa-buis beton bertulang berdiameter 120 cm, tebal 8 cm dan panjang berkisar 150-250 cm. Buis-buis beton ini gunanya untuk pengaku pelat. Dalam mendukung beban bangunan, pelat buis beton dan tanah yang terkurung di dalam pondasi bekerjasama, sehingga menciptakan suatu siatem komposit yang di dalam cara bekerjanya secara keseluruhan akan identik dengan pondasi rakit (ralft foundation)
b.      Pondasi batu kali
Pondasi batu kali sering kita temuin pada bangunan – bangunan rumah tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena selain kuat, pondasi ini pun masih termasuk murah.Bentuknya yang trapesium dengan ukuran tinggi 60 – 80 Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas 25 – 30 Cm. Bahan lain yang murah sebagai alternatif pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore Pile ) atau beton bongkaran jalan.Bekas bongkaran tersebut cukup kuat digunakan untuk pondasi, sebab mutu beton yang digunakan ialah K-250 s/d K-300.Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat adukukan semen dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi rollag bata, tentu bongkaran bekas beton jauh lebih kuat.Ukurannya rata – rata 30 x 30 Cm.
c.       Pondasi Umpak
Sering ditemui pada konstruksi tradisional dari batu masif yang fitrah (dibentuk dan diratakan), atau bisa juga dari beton bertulang “pre fabrikasi” (dibuat melalui pabrik) dan tinggal menaruh diatas permukaan tanah yang diratakan
d.      Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 – 80 Cm dengan kedalaman 1 – 2 meter.Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu kali dan sedikit pembesian di bagian atasnya.Pondasi ini kurang populer sebab banyak kekurangannya, di antaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah besar.Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati.
e.       Pondasi Rollag Bata
Pada awalnya pondasi rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk menopang berat beban pada bangunan.Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan.
Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan.Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan untuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.
2.   Pondasi dalam (Deep foundation)
Pondasi dalam digunakan ketika lapisan atas tanah tidak memiliki daya dukung (load-bearing capacity) dan ketika penggunaan pondasi dangkal hanya akan menyebabkan kerusakan struktur dan/atau ketidakstabilan. Dan digunakan dengan kedalaman lebih dari 2 meter dan biasa digunakan pada bangunan – bangunan bertingkat.

Yang termasuk pondasi dalam adalah
a.      Bore pile
Bore pile adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter.Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi.Sebelum memasang bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya dukung tanah yang sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini berdiameter 20 Cm keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya terdapat pil cap.
b.      Pondasi Tiang pancang/paku bumi
Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya.Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.
Pondasi tiang pancang dibedakan :
1.      Pondasi silinder beton (pondasi sumuran)
Pada umumnya digunakan pada tanah dengan kedalaman tanah keras 4-5 meter, dan bisa digunakan untuk bangunan bertingkat. Terdiri dari cincin-cincn beton bertulang (buis beton) diameter 60-80 cm. pada satu titik fondasi bisa terdiri dari 3-5 cincin. Masing-masing cincin diisi dengan campuran pasir dan batu, atau dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil
2.      Pondasi tiang pancang kayu
Hanya dapat digunakan jika tiang pancang kayu tersebut selamanya terendam air tanah, karena selama terendam tidak ada oksigen dan kayu tidak busuk .
3.      Pondasi tiang pancang beton (pondasi paku bumi)
Dengan tiang pancang yang terbuat dari beton, maka jenis pondasi ini tidak tergantung pada tinggi rendah air tanah. Biasanya tiang pancag beton ini dibuat secara pabrikasi. Pemasangan tiang pancang dilakukan dengan alat pengentak (hammer) , baik pengentak manual maupun pengentak dengan mesin diesel.
4.      Pondasi tiang pancang beton bertulang diatas tiang pancang kayu
Merupakan gabungan tiang pancang kayu yang disambung dengan tiang pancang beton. Terlebih dahulu tiang pancang kayu dipancangkan sampai mencapai tanah keras, dan bagian pancang kayu harus dipastikan jauh dari muka air tanah (benar-benar terendam oleh air tanah).
5.      Pondasi tiang beton dengan cor ditempat
Pemboran langsung pada tanah (fondasi Strauss pile) Tanah dibor langsung dengan alat bor khusus yang cukup kuat, sehingga lapisan tanah dan batuan dengan mudah ditembus. Setelah mencapai tanah keras,bagian dasar diperbesar dengan bor khusus tadi. Selanjutnya lubang yang terbentuk diisi dengan pembesian dan dicor beton.



















BAB III
EVALUASI
 

Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran 1, 2 dan 3 maka siswa diberikan soal-soal sebagai berikut :
1.      Jelaskan Pengertian dasar ilmu bangunan !
2.      Sebutkan bagian-bagian bangunan !
3.      Jelaskan fungsi-fungsi bagian bangunan !
4.      Jelaskan urutan bagian-bagian bangunan !
5.      Jelaskan hubungan satu bagian bangunan dengan bagian bangunan lain nya !
6.      Jelaskan kelompok bagian-bagian bangunan gedung !




















BAB IV
PENUTUP


Sebagai tindak lanjut dari keseluruhan kegiatan belajar dalam modul Pengetahuan Dasar Teknik Bangunan ini, apabila hasil evaluasi atau uji kompetensi siswa telah mencapai 75 % atau lebih maka akan dinyatakan telah lulus kompetensi dan dapat melanjutkan ke kompetensi berikutnya dan dengan rekomendasi dari guru mata pelajaran. Namun, apabila siswa masih belum dapat mencapai tingkat kelulusan uji kompetensi atau kurang dari 75 %, maka siswa dinyatakan belum lulus kompetensi. Maka siswa tersebut harus mengulang evaluasi tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan perlu diadakan penelususran terhaap penguasaan kompetensi dengan mengulang kembali tahap-tahap kegiatan belajar yang belum dikuasai oleh siswa.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA


1.      Soegihardjo R dan Soedobjo, 1977. Ilmu Bangunan Gedung I. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

2.      Frick Heinz, 1999. Ilmu Konstruksi Bangunan I. Jakarta : Kanisius