share
KATA PENGANTAR
http://khumaidy.blogspot.com/
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul pembelajaran
ini dengan baik dan benar.
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dikembangkan
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan kurikulum program sekolah
berbasis pada kebutuhan dan potensi wilayah. Strategi ini merupakan upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan produktif.
Sehingga program sekolah mampu mengakar kuat ke masyarakat.
Modul pembelajaran ini dirancang untuk mengarahkan siswa
belajar menguasai kompetensi : “Pengetahuan Dasar Teknik Bangunan”.
Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan adanya perubahan perilaku positif
pada diri siswa sesuai dengan standar kompetensi dan sub kompetensi dijelaskan
secara garis besar. Untuk pemahaman, perluasan materi, dan pembentukan
kompetensi dianjurkan siswa dapat memperoleh melalui observasi di lapangan.
Baik tutorial dengan guru, referensi, maupun dalam kegiatan praktik dilapangan.
Strategi penyajian modul dirancang agar belajar siswa
tidak terfokus hanya mempelajari satu sumber saja, tetapi siswa didorong untuk
melakukan eksplorasi terhadap sumber-sumber belajar lain yang relevan dalam
rangka mananamkan kemapuan belajar sepanjang hayat. Melalui pendekatan ini
diharapkan siswa dapat menguasai kemampuan komunikasi, kerja sama dalam
kelompok, penguasaan teknologi informasi, problem
solving, dan pengambilan keputusan dapat terbentuk pada diri siswa. Dengan
pendekatan ini diharapkan tujuan pendidikan untuk membentuk manusia yang profesional
dan produktif yang dilandasi oleh budi pekerti dan nilai-nilai luhur bangsa
dapat terwujud.
Surabaya,
13 oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar isi ............................................................................................................. iii
Peta kedudukan modul....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
BAB II PEMBELAJARAN............................................................................... 4
BAB III
EVALUASI ........................................................................................ 14
BAB IV
PENUTUP ........................................................................................... 15
BAB V
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 16
LAMPIRAN
PETA KEDUDUKAN MODUL
Program :
Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan
Bidang keahlian :
Bangunan Gedung
Satuan pendidikan : SMK
NEGERI ...................................
Mata pelajaran :
Pengetahuan Dasar Teknik Bangunan
Sub kompetensi : Ilmu
Bangunan Gedung
Kelas/semester : ............................................................
Pada Kompetensi
Mendeskripsikan
Ilmu Bagian-bagian
Bangunan Gedung Ini Terdiri Dari 6
Sub Kompetensi, Diantaranya Adalah :
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Deskripsi
Modul siswa tentang Mendeskripsikan
Bagian-bagian Bangunan Gedung terdiri atas enam sub kompetensi yang meliputi :
1.
Memahami pengertian dasar ilmu
bangunan
2.
Memahami
bagian bangunan menurut susunan strukturnya
3.
Memahami fungsi bagian-bagian gedung
4.
Menganalisa bagian-bagian bangunan gedung dengan
benar
5.
Mengindentifikasi fungsi masing-masing bagian
bangunan gedung
6.
Mengkombinasi pondasi untuk bangunan tertentu
Pembelajaran untuk ilmu bangunan
gedung ini di alokasikan selama lima puluh dua jam untuk semester satu atau
ganjil dan empat puluh dua jam untuk semester dua atau genap. Setelah
mempelajari modul ini, kompetensi yang diharapakan adalah siswa dapat menguasai
dan mengaplikasikan pada dunia kerja yang ada di lapangan.
Pendekatan yang digunakan dalam
menyelesaikan modul ini menggunakan pendekatan siswa aktif, yaitu melalui metode pemberian tugas dan
latihan soal.
B.
Persyaratan
1.
Petunjuk Penggunaan Modul
·
Bagi Siswa
1.
Bacalah modul ini secara
berurutan sampai selesai
2.
Kerjakanlah lembar kerja dan
tugas dalam modul
3.
Buatlah rencana belajar yang
teratur
4.
Lakukan kegiatan belajar susuai
dengan rencana belajar yang talah dibuat
5.
Mulailah dengan menguasai
pengetahuan pendukung, membaca uraian materi, dan kerjakan tugas atau kegiatan
belajar yang ada
6.
Kerjakanlah tugas atau kegiatan
tersebut secara sungguh-sungguh
7.
Apabila menemui kesulitan,
cepatlah mencari informasi pada guru atau sumber informasi yang lain untuk
penyelesaiannya.
·
Bagi Guru
1.
Membantu siswa dalam
merencanakan proses belajar
2.
Membimbing siswa melalui tugas
3.
Mengorganisasikan kegiatan
belajar
4.
Melakukan pengevaluasian terhadap hasil belajar siswa
5.
Melakukan penilaian
6.
Mencatat pencapaian kemajuan
siswa
C.
Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul diharapkan setelah mengikuti
seluruh kegiatan belajar siswa dapat :
1.
Memahami pengertian dasar ilmu
bangunan
2.
Memahami
bagian bangunan menurut susunan strukturnya
3.
Memahami fungsi bagian-bagian gedung
4.
Menganalisa bagian-bagian bangunan gedung dengan
benar
5.
Mengindentifikasi fungsi masing-masing bagian
bangunan gedung
6.
Mengkombinasi pondasi untuk bangunan tertentu
D.
Kompetensi
Modul ini mengacu pada standar kompetensi Ilmu Bangunan Gedung
E.
Cek Kemampuan
Untuk menguji kemampuan siswa setelah diberikan modul,
diharapkan siswa dapat :
1.
Memahami pengertian dasar ilmu
bangunan
2.
Memahami
bagian bangunan menurut susunan strukturnya
3.
Memahami fungsi bagian-bagian gedung
4.
Menganalisa bagian-bagian bangunan gedung dengan
benar
5.
Mengindentifikasi fungsi masing-masing bagian
bangunan gedung
6.
Mengkombinasi pondasi untuk bangunan tertentu
BAB II
PEMBELAJARAN
A. KEGIATAN BELAJAR 1
1.
Pengertian Bangunan
Yang dimaksud dengan ilmu bangunan
gedung adalah ilmu pengetahuan yang digunakan untuk perencanaan pelaksanaan
pembuatan bangunan dan juga perbaikan bangunan. Bangunan teknik sipil juga
disebut bangunan hikmat yaitu disamping bangunan ini diusahakan murah,
sayart-syarat untuk pendiriannya harus diikutsertakan, baik syarat bahan yang
digunakan, syarat konstruksi dan syarat pelaksanaan pembuatan bangunan.
Bangunan teknik sipil meliputi :
1.
Bangunan sebagai suatu benda
hasil karya orang dengan tujuan untuk kepentingan tertentu dari sesorang atau
sekumpulan orang
2. Bangunan yang bersifat penambahan atau perubahan dari sesuatu yang
telah ada, dengan suatu tujuan tertentu atau kepentingan sesorang atau
sekumpulan orang
2.
Jenis Bangunan
Macam-macam bangunan dalam teknik sipil :
1.
Bangunan teknik sipil kering, yang meliputi : rumah, gedung, pabrik,
tugu peringatan, masjid, jalan raya, gereja, bangunan assineering, landasan
kapal terbang dsb
2. Bangunan teknik sipil basah, yang
meliputi : bendungan, saluran irigasi, dermaga pelabuhan, menara air, turap,
jembatan dsb
Berdasarkan sifat, bangunan teknik
sipil terbagi atas :
1.
Bangunan umum : Terminal,
pelabuhan, jalan raya, hotel dan masjid
2.
Bangunan Pribadi : Rumah, villa
Berdasarkan konstruksinya bangunan
terbagi atas :
1.
Bangunan struktural : Gedung bertingkat, jembatan dsb
2.
Bangunan non struktural : Jalan
raya
3.
Fungsi Pokok Pembuatan Bangunan
Fungsi
pembuatan bangunan yang terpenting adalah supaya bangunan kuat, awet dan tidak mudah
rusak, sehat untuk ditempati, dan aman terhadap bangunan disekelilingnya.
4.
Bagian-bagian Bangunan
Gedung
Menurut
susunan pembagian bangunan khususnya bangunan gedung meliputi :
1.
Bangunan bawah : Yaitu bagian-bagian yang terletak di bawah muka lantai
atau yang berada di dalam tanah.yaitu
pondasi
2.
Bangunan atas : Yaitu
bagian-bagian yang ada di atas misalnya dinding, pintu atau jendela, tangga, plat lantai,
kolom, balok, serta rangka atap.
5.
Fungsi Bagian-bagian
Bangunan
Berikut ini adalah fungsi beberapa
bagian-bagian bangunan :
1.
Pondasi
Pondasi merupakan elemen pokok bangunan yang sangat vital, berfungsi
sebagai penyangga konstruksi bangunan di atasnya. Kekuatan dan kekokohan
suatu konstruksi bangunan gedung sangat tergantung dari konstruksi
pondasi. Konstruksi pondasi suatu bangunan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1.
Bentuk dan konstruksinya harus
menunjukkan suatu konstruksi yang
kokoh dan kuat untuk mendukung beban bangunan di atasnya.
2. Pondasi
harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah hancur, sehingga
kerusakan pondasi tidak mendahului kerusakan bagian bangunan di atasnya.
3. Tidak
boleh mudah terpengaruh oleh keadaan di luar pondasi, seperti keadaan air tanah
dan lain-lain.
4. Pondasi
harus terletak di atas tanah dasar yang cukup keras sehingga kedudukan pondasi
tidak mudah bergerak (berubah), baik bergerak ke samping, ke bawah (turun) atau
terguling.
2.
Dinding
Dinding
adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi
bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi
konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan. Ditinjau dari bahan mentah
yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas:
1. Bata cetak/bata kapur, adalah
batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan
tertentu, Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar
pembatas tanah dan lain sebagainya.
2. Bata celcon atau hebel, terbuat
dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10
cm x 19 cm x 59 cm.
3. Dinding Partisi, bahan
yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan
ketebalan 9-12 mm.
4. Batako dan blok beton, adalah
batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan
perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan
lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan yang
dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu,
sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang.
5. Batu bata (bata merah),pada
umurnnya merupakan prisma tegak (balok) dengan penampang empat persegi panjang,
ada juga batu bata yang berlubang-lubang, batu bata semacam ini kebanyakan digunakan
untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata di berbagai tempat dan
daerah tidak sama besamya disebabkan oleh karena belum ada keseragaman ukuran
dan teknik pengolahan. Ukuran batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm
sampai 24 x 11,5 x 5,5 cm.
Dinding Bangunan terdiri dari beberapa
model, yaitu
1.
Dinding batu
kapur
Ukuran
dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada
rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat, pagar pembatas tanah, atau rumah
sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur
gunung. Macam-.macam tipe campuran antara lain:
a.campuran
bahan: tanah liat+tanah kapur+kapur-bubuk +semen.
b.
Campuran bahan : tras + kapur
c.
campuran bahan: tanah liat + pasir + kapur bubuk + pc.
Harganya
sangat murah. Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan
semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester serta diaci dinding ini tidak
akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom
praktis) setiap 2,5 m.
2.
Dinding bata
hebel atau celcon
Dinding
bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang
relatif tinggi. Penjualan bata jenis ini pun tidak diretail pada setiap agen
atau toko material. Pembelian biasanya harus dengan memesan terlebih dahulu.
umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x 59 cm. Bahannya terbuat dari pasir silika.
Bata
jenis ini harganya
lebih mahal kurang lebih 16,5 % dari harga dinding bata merah untuk setiap 1 m2
terpasang. Dinding jenis ini sering digunakan pada
rumah-rumah mewah, hotel, apartemen, monumen dan gedung-gedung mewah yang lain.
Kelebihan
yang dimiliki dinding ini adalah cepatnya proses pemasangan, mudah dalam
pemotongan karena hanya menggunakan gergaji, bahannya tahan api dan air serta
kedap suara. Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja
karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar.
Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik
pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang.
3.
Dinding
partisi
Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan
untuk sekat antar ruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan
yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan
dibanding dengan konstruksi dinding yang lain
Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan
murah. Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini
disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan
luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga
tidak dirancang untuk memikul beban yang berat.
Dinding macam ini banyak
digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran. Bahan yang
dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan
ketebalan 9-12 mm. Bahan lain yang bagus untuk partisi adalah papan
semen fiber glass. Bahan tersebut terbuat dari campuran semen dan fiber
glass sehingga sangat kuat. Pemasangan ke rangka (kayu atau hollow) menggunakan
sekrup. Bahannya mudah dipotong hanya menggunakan gergaji. Ketebalannya beragam mulai dari 4 mm, 6 mm, 9
mm, 12 mm, dan 15 mm.
Panjang dan lebarnya sama dengan ukuran lembaran tripleks,
yaitu 122 cm x 244 cm. Dari segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat
diabaikan. Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan
kurang aman, mengingat bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering
terkena air. Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar
dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas
ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.
4.
Dinding batako
Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar,
bahannya dari tras dan kapur, juga dengan sedikit semen portland, Pemakaiannya
lebih hemat dalam beberapa segi, misalnya: per m2 luas tembok lebih sedikit
jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan.
Terdapat pula penghematan dalam pemakaian adukan sampai 75 %. Beratnya tembok
diperingan dengan 50 %, dengan demikian juga pondasinya bisa berkurang. Namun
demikian masih lebih mahal jika dibanding dengan bata kapur.
Bentuk batu batako yang
bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jika kualitas batu
batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batu batako dapat dibuat
dengan mudah dengan alat-alat atau mesin yang sederhana dan tidak perlu
dibakar. Namun bahan bangunan tersebut masih baru di Indonesia, cara-cara
pembuatan, pemakaian pemasangan maupun adukan adukannya dapat dipelajari dengan
seksama.
3.
Pintu dan Jendela
Pintu dan jendela
merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau
jendela dipengaruhi oleh perletakan/penempatan, efisiensi ruang dan
fungsinya.
Pintu berfungsi untuk jalan keluar masuknya orang atau barang dari kamar
yang satu ke kamar yang lain disebut sebagai dalam, dan keluar masuknya orang
atau barang dari ruang dalam ke ruang luar disebut sebagai pintu luar. Pintu
luar juga berfungsi membantu sirkulasi udara penerangan ke dalam ruangan.
Sedangkan jendela berfungsi untuk memasukkan cahaya matahari kedalam ruangan dan membantu sirkulasi
udara dalam ruang, sehingga ruangan menjadi nyaman.
4.
Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan.
Sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh
total (total collapse) seluruh struktur.
Sudarmoko, 1996 SK SNI T 15-1991-03 mendefenisikan kolom adalah komponen
struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal
dengan bagian tinggi yang tidak ditopang, paling tidak tiga kali dimensi
lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke fondasi.
Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan debuah
bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan
dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban
hembusan angin.
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya
sesuai dengan perhitungan.
5.
Plat Lantai
Yang dimaksud plat
lantai adalah lantai yang tidak terletak diatas tanah langsung, jadi merupakan
lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan.
Fungsi plat lantai adalah :
1.
Memisahkan
ruang bawah dan ruang atas
2.
Sebagai
tempat berpijak penghuni diatas lantai
3.
Untuk
menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4.
Meredam suara
dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5.
Menambah
kekakuan bangunan pada arah horizontal
Plat lantai harus
direncanakan kaku, rata, lurus, dan waterpas (mempunyai ketinggian yang sama
dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan
plat lantai ditentukan oleh beban yang harus didukung, besar lendutan yang
diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
6. Balok
Balok adalah bagian
dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menopang lantai diatasnya. Untuk
pekerjaan balok memerlukan keseriusan dalam menghitung tegangan lentur, tekuk
lateral pada balok, tegangan geser, tegangan lentur, torsi, pusat geser dan
defleksi. Jadi, dalam pembuatan balok itu tidak sembarang karena balok merupakan
inti dari umur suatu bangunan.
Prinsip-prinsip
desain balok meliputi:
1.
Bentang
2.
Jarak balok
3.
Jenis dan
besar beban
4.
Jenis
material
5.
Ukuran dan
bentuk penampang
6.
Serta cara
penggambungan atau pabrikasi
7.
Tangga
Tangga merupakan salah satu
bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai alat penghubung lantai bawah
dengan lantai di atasnya pada bangunan bertingkat. Oleh karena itu, konstruksi
tangga merupakan konstruksi bentuk miring.Sebuah tangga terdiri dari suatu
rangkaian anak tangga Anak tangga (trede) adalah bagian dari tangga yang
berfungsi untuk memijakkan/melangkahkan kaki ke arah vertikal maupun horizontal
(datar). Bidang trede datar yang merupakan tempat berpijaknya telapak kaki
dinamakan langkah datar (Aantrede); Bidang trede tegak yang merupakan selisih
tinggi antara dua anak tangga (trede) yang berurutan dinamakan langkah
tegak/naik (Optrede).
Langkah naik anak tangga harus betul- betul
sama tanpa kekecualian,demikian juga langkah datar pada tangga lurus, sedangkan
langkah datar pada tangga tirus, belokan, atau lingkaran ketentuan ini hanya
berlaku pada garis jalan tangga Apabila jarak tempuh tangga sangat panjang
(biasanya pada tangga lurus) atau pada peralihan arah tangga, dan demi keamanan
serta kenyamanan, maka dibuat bordes.
8. Atap
Atap merupakan
bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang
ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk
keperluan perlindungan. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu
bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat,
tampak yang dikendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang
mudah didapat.
Konstruksi rangka
atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap kuda-kuda adalah
suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk
juga beban sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya
konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga.
Dengan
mempertimbangkan berat atap sertabahan penutup atap, maka konstruksi kuda-kuda
akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan
satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja
padanya tanpa mengalami perubahan.
5. Macam-macam
Pondasi
Menurut jenisnya, pondasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
fondasi langsung dan pondasi tak langsung.
1. Pondasi
dangkal: kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya
ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus
yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan
beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Di dalamnya terdiri dari
– Pondasi setempat
– Pondasi penerus
– Pondasi pelat
2. Pondasi Dalam . Digunakan untuk
menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke
lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor,
kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin
ilmu atau pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang
3. Kombinasi fondasi pelat dan tiang
pancang]]
2. Desain fondasi
didesain agar memiliki
kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh para Insinyur
geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya
dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi
juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan
biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan
penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat
menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah
terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi
adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri,
dan juga pada bahan pondasi itu sendiri
Dalamnya tanah serta
perubahan perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh
karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya,
sepertiga dari kekuatan desainnya.
Beban
yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
1. Beban
horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban
akibat gaya angin pada dinding.
2. Beban
vertikal/beban tekan dan beban tarik,
contohnya:
– Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
– Beban
hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
– Gaya gempa
– Gaya angkat air
• Momen
• Torsi
Secara umum pondasi dapat dikategorikan menjadi dua bagian:
1. Pondasi
dangkal (Shallow Foundation)
Pada pondasi tipe ini beban diteruskan oleh kolom/tiang, selanjutnya
diterima pondasi dan disebarluaskan ke tanah. Dasar tanah yang menerima beban
tidak lebih dari 1 sampai 2 meter dari permukaan tanah. Disini tembok-tembok,
kolom, maupun tiang bangunan berdiri dengan pelebaran kaki diatas tanah dasar
yang keras dan padat.
Dan Pondasi dangkal biasanya
digunakan untuk konstruksi beban ringan dan kondisi lapisan permukaan yang
cukup baik, biasanya jenis pondasi dangkal sudah cukup memadai untuk menopang
bangunan.yang termasuk pondasi dangkal adalah :
a. Pondasi
Cakar Ayam
Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang relatif
tipis yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang vertikal dan
disatukan secara monolit dengan plat beton pada jarak 200-250 cm. Tebal pelat
beton berkisar antara 10-20 cm, sedang pipa-buis beton bertulang berdiameter
120 cm, tebal 8 cm dan panjang berkisar 150-250 cm. Buis-buis beton ini gunanya
untuk pengaku pelat. Dalam mendukung beban bangunan, pelat buis beton dan tanah
yang terkurung di dalam pondasi bekerjasama, sehingga menciptakan suatu siatem
komposit yang di dalam cara bekerjanya secara keseluruhan akan identik dengan
pondasi rakit (ralft foundation)
b. Pondasi
batu kali
Pondasi batu kali sering kita temuin pada bangunan – bangunan rumah
tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena selain kuat, pondasi ini pun masih
termasuk murah.Bentuknya yang trapesium dengan ukuran tinggi 60 – 80 Cm, lebar
pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas 25 – 30 Cm. Bahan lain yang
murah sebagai alternatif pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan
bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore Pile ) atau beton bongkaran
jalan.Bekas bongkaran tersebut cukup kuat digunakan untuk pondasi, sebab mutu beton
yang digunakan ialah K-250 s/d K-300.Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat
adukukan semen dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi rollag bata, tentu
bongkaran bekas beton jauh lebih kuat.Ukurannya rata – rata 30 x 30 Cm.
c. Pondasi Umpak
Sering ditemui
pada konstruksi tradisional dari batu masif yang fitrah (dibentuk dan
diratakan), atau bisa juga dari beton bertulang “pre fabrikasi” (dibuat melalui
pabrik) dan tinggal menaruh diatas permukaan tanah yang diratakan
d. Pondasi
Sumuran
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 –
80 Cm dengan kedalaman 1 – 2 meter.Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur
dengan batu kali dan sedikit pembesian di bagian atasnya.Pondasi ini kurang
populer sebab banyak kekurangannya, di antaranya boros adukan beton dan untuk
ukuran sloof haruslah besar.Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati.
e. Pondasi
Rollag Bata
Pada awalnya pondasi rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan
untuk menopang berat beban pada bangunan.Namun, pada saat ini pondasi rollag
bata telah lama ditinggalkan.
Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta
tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan.Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan
untuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.
2. Pondasi
dalam (Deep foundation)
Pondasi dalam digunakan ketika lapisan atas tanah tidak memiliki
daya dukung (load-bearing capacity) dan ketika penggunaan pondasi dangkal hanya
akan menyebabkan kerusakan struktur dan/atau ketidakstabilan. Dan digunakan dengan
kedalaman lebih dari 2 meter dan biasa digunakan pada bangunan – bangunan
bertingkat.
Yang termasuk pondasi dalam adalah
a.
Bore pile
Bore pile adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter.Digunakan
untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi.Sebelum memasang bore pile, permukaan
tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya
dukung tanah yang sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan
kedalam permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi
ini berdiameter 20 Cm keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih
yang diatasnya terdapat pil cap.
b. Pondasi
Tiang pancang/paku bumi
Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya.Tiang
pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah
dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai
paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.
Pondasi tiang pancang dibedakan :
1.
Pondasi silinder beton (pondasi sumuran)
Pada umumnya digunakan pada tanah dengan kedalaman tanah keras 4-5
meter, dan bisa digunakan untuk bangunan bertingkat. Terdiri dari cincin-cincn
beton bertulang (buis beton) diameter 60-80 cm. pada satu titik fondasi bisa
terdiri dari 3-5 cincin. Masing-masing cincin diisi dengan campuran pasir dan
batu, atau dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil
2.
Pondasi tiang pancang kayu
Hanya dapat digunakan jika tiang pancang kayu tersebut selamanya
terendam air tanah, karena selama terendam tidak ada oksigen dan kayu tidak busuk
.
3.
Pondasi tiang pancang beton (pondasi
paku bumi)
Dengan tiang pancang yang terbuat dari beton, maka jenis pondasi ini
tidak tergantung pada tinggi rendah air tanah. Biasanya tiang pancag beton ini
dibuat secara pabrikasi. Pemasangan tiang pancang dilakukan dengan alat
pengentak (hammer) , baik pengentak manual maupun pengentak dengan mesin
diesel.
4.
Pondasi tiang pancang beton bertulang diatas
tiang pancang kayu
Merupakan gabungan tiang pancang kayu yang disambung dengan tiang
pancang beton. Terlebih dahulu tiang pancang kayu dipancangkan sampai mencapai tanah
keras, dan bagian pancang kayu harus dipastikan jauh dari muka air tanah (benar-benar
terendam oleh air tanah).
5.
Pondasi tiang beton dengan cor ditempat
Pemboran langsung pada tanah (fondasi Strauss pile) Tanah dibor langsung
dengan alat bor khusus yang cukup kuat, sehingga lapisan tanah dan batuan
dengan mudah ditembus. Setelah mencapai tanah keras,bagian dasar diperbesar dengan
bor khusus tadi. Selanjutnya lubang yang terbentuk diisi dengan pembesian dan
dicor beton.
BAB III
EVALUASI
Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran 1, 2 dan 3 maka siswa
diberikan soal-soal sebagai berikut :
1.
Jelaskan Pengertian dasar ilmu bangunan
!
2.
Sebutkan bagian-bagian bangunan !
3.
Jelaskan fungsi-fungsi bagian bangunan !
4.
Jelaskan urutan bagian-bagian bangunan !
5.
Jelaskan hubungan satu bagian bangunan
dengan bagian bangunan lain nya !
6. Jelaskan
kelompok bagian-bagian bangunan gedung !
BAB IV
PENUTUP
Sebagai tindak lanjut dari keseluruhan kegiatan belajar
dalam modul Pengetahuan Dasar Teknik Bangunan ini, apabila hasil evaluasi atau
uji kompetensi siswa telah mencapai 75 % atau lebih maka akan dinyatakan telah
lulus kompetensi dan dapat melanjutkan ke kompetensi berikutnya dan dengan
rekomendasi dari guru mata pelajaran. Namun, apabila siswa masih belum dapat
mencapai tingkat kelulusan uji kompetensi atau kurang dari 75 %, maka siswa
dinyatakan belum lulus kompetensi. Maka siswa tersebut harus mengulang evaluasi
tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan perlu diadakan penelususran terhaap
penguasaan kompetensi dengan mengulang kembali tahap-tahap kegiatan belajar yang
belum dikuasai oleh siswa.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1.
Soegihardjo R dan Soedobjo,
1977. Ilmu Bangunan Gedung I. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
2.
Frick Heinz, 1999. Ilmu Konstruksi Bangunan I. Jakarta : Kanisius